Sutā, begitulah ibuku memanggilku sejak aku baru dilahirkan. Aku selalu ingin menjadi serba bisa agar kelak bisa berguna bagi siapa saja, tapi yang paling utama adalah berguna untuk keluargaku. Aku adalah anak kedua dari 2 bersaudara. Kakakku itu cantik, aku tidak bohong. Bahkan tak sedikit pria dari kalangan kerajaan menggoda kakak tercintaku. Godaan yang biasa saja, hahaha.. karena kalau sudah keterlaluan pasti aku akan menghajar siapa pun.
Oh ya, pasti kalian heran mengapa aku menuliskan "kalangan kerajaan". Aku tinggal disebuah desa nan cantik. Sawah terhampar luas, danau yang indah, pepohonan yang rindang, angin yang selalu sejuk kapanpun kalian ingin menghirupnya, dan aaaaah sudalah terlalu banyak hal yang indah disini. Dan jika kalian melihat jauh ke arah utara, disana ada sebuah kerajaan yang besar, sangaaaat besar. Ya disanalah para kalangan kerajaan tinggal. Mereka semua yang berada didalam sana orang baik, buktinya desaku ini indah bukan? Suatu hari nanti aku ingin bergabung disana. Bukan, bukaaaaan, aku bukannya ingin jadi pangeran disana ataupun menjadi raja selanjutnya, tapi aku ingin menjadi prajurit utama yang akan bergerak lebih dahulu dan berdiri paling depan saat ada yang coba mengusik desa dan kerajaanku yang indah ini. Semoga saja aku bisa mewujudakan itu.
Sut
ā
.............................
"Sutā! Sutā!" Remaja semampai memanggil. Aku pun terhenyak dari mimpi indahku, membukakan kelopak mataku yang berat dan segera melihat jam dinding. Anak panah pendeknya menunjuk ke arah angka 5. "Yaaaa" sahutku. Aku segera bangkit dan menoleh kejendela yang tepat berada disampingku. "Salnan?, ada apa pagi - pagi buta begini sudah membangunkanku" Ya, dia salah satu remaja desa yang sebaya denganku. Baik, ramah, dan penyemangat, lihat saja pagi - pagi buta begini sudah meneriakiku yang sedang terlelap.
"hey, ada pengumuman hebat dipapan desa! Cepatlah keluar dan ikut denganku, cepat!" ajaknya dengan semangat. "hah? tunggu sebentar!" aku yang sangat tertarik dengan hal hal yang luar biasa dibangkitkan jiwa mudanya dengan kalimat pengumuman hebat. Aku segera membasuh muka dan memakai rompiku. "Ayo kepusat desa" Kami berdua pun berlalu.
Pengumuman itu yang tertera dipapan desa. "Ini hebat, kita harus segera mendaftar!" Kataku penuh semangat, Salnan hanya membalas dengan anggukan pasti dan senyum segar.
Segera aku kembali kemarkas utamaku (kamar tercinta, hihi). Mempersiapkan berbagai macam keperluan. Ibuku seperti sudah tau saja, dia hanya menebar senyum melihat tingkahku. sekejab dia menghilang, aku mendangak dan mengabaikan itu lalu melanjutkan persiapanku. "Ini cukup, dan satu lagi..." Aku selalu mengenakan gelang, bukan jimat atau apapun, hanya suka saja. "Sutā... Kemari nak, habiskan ini dulu baru kau boleh mendaftar kesana" ternyata ibuku menghilang tadi untuk menyihir bahan mentah menjadi makanan yang super lezat, super nikmat, super super dan supeeeeeeeeeeeer. Aku melahapnya tanpa ampun hingga yang tersisa tinggalah piring kesayanganku saja. "Terimakasih bu, Ini cukup untuk memberiku tenaga untuk hari besar ini". "Cepat bergegaslah, tunjukan yang terbaik dan bersemangatlah nak" ibuku memberi semangat juang kepadaku "Siap bu!" jawabku pasti.
"ini hebat naaaaaaaaaaaaaaaan!"
"iya, ayo kita unjuk kebolehan"
Matahari dan bulan silih berganti, hari demi hari terlewati, banyak yang telah kami lewati, kami senang, kami prajurit perang.
"nan lihat itu"
"apa?"
"itu! disana! wanita prajurit itu"
"yang mana?"
"ituuuuuuu!" aku menolehkan kepala salnan sampai iya kesakitan.
"aaaaw... oh itu... waaaaaaah..."
"indah kan nan?"
"ya, seperti bulan"
Benar. Indah sekali. Aneh, ada wanita prajurit yang bisa memantulkan cahaya. Siapa dia?"Oww God you won't believe what I see" itu kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang ada dihadapanku sekarang. ku beranikan diri untuk mendekatinya. Aku prajurit, yang takkan pernah menyerah sebelum berperang, ya ku yakinkan aku siap!
Agak deg - degan itu mah udah biasa, langkahku ku buat sok seperti tukang pukul dibar agar terlihat lebih gentelman dihadapannya. Aku mendekatinya ingin lebih dari teman. Tangan segera ku ayunkan kedepan, dan...... dia merespon ku! ini seperti hukum newton bukan? ada aksi ada reaksi. Dan sip! Akhirnya kita kenalan. ^^
Namanya TSUKI. Nama yang indah bukan? Dia indah, baik, periang, lugu, ah aku suka semuanya. Bagaimana caraku agar lebih akrab dengannya?
OH GOD! Tuhan menjawab do'aku. Dia ternyata teman dekat salah satu pemimpin prajurit wanita. Ya pemimpin prajurit wanita itu kenalanku saat dipelatihan, Keren kan? Kebetulan yang luar biasa!
TApi aku mendekatinya bukan dengan cara orang kebanyakan, yang menanyakan segala sesuatu kepada kenalannya, ah itu bukan caraku. Aku malah membaliknya! Aku menanyakan tentang pemimpin prajurit itu (anggap saja namanya diah) selalu kepada tsuki. Itu membuatku lebih aman dan nyaman berdekatan dengannya. Haha, siasatku jitukan :D
Hari demi hari aku semakin akrab dengannya. Ya aku semakin suka dengannya, mungkin lebih dari itu. Aku mulai JATUH CINTA.
Suatu sore saatku mengobrol selepas latihan. Matanya ada yang berbeda. Bahasa tubuhnyapun begitu. Aku tau, dia sedang jatuh cinta! Apa sama yang kurasa dengannya? Atau kah?
Pucuk dicinta wulanpun tiba. Dia bercerita kepadaku tentang perasaannya, perasaan kalau dia sedang jatuh cinta. Tapi bukan kepadaku. Lalu? Oke Aku melakukan riset!
Tiap hari dan tiap malam aku memikirkannya. Bukan memikirkan gadis cantik itu, tapi memikirkan siapa pria yang iya suka? Atau jangan - jangan..............
Keesokan harinya aku selalu bilang kepadanya kalu aku bisa menebaknya. Menebak siapa yang dia suka. Berkali - kali dia merajuk dan bertanya "apa jawabanmu, aku takut kau salah"
"Aku yakin jawabanku benar" Tapi tunggu, sebenarnya aku belum tau siapa dia.
"ayolaaah, bilang saja kau tidak tau" gertaknya sore itu.
"Oke, oke aku akan menjawabnya"
Aku menunjuk salah satu panglima perang. Ya panglima perang yang paling hebat, sampai sampai ia memiliki julukan "Pangeran Berang Berang". Aku tidak tau kenapa ia dijuluki seperti itu. Tapi dia idola.
Kemudian tsuki hanya menjawab dengan wajah yang kaget dan muka memerah. Ya, ternyata aku benar, benar - benar sakit.
Tapi aku bukan pengecut yang yang langsung memendam perasaanku. Aku gentelmen. Aku beranikan diri untuk bilang "Aku suka padamu tsuki".
Dia menanggapinya?
Ya dia menanggapinya. Menanggapi dengan biasa - biasa saja. Yasudahlah, yang penting tak menjadi jerawatkan.
Hari demi hari ku lewati dengan menunjukkan rasa sayangku, jujur aku terlanjur jatuh cinta kepadanya. Dia membalasnya atau hanya menanggapi yang menurut dia biasa. Aku tak tau.
APA! aku kaget mengetahui bahwa dia sebenarnya seorang putri. Anak sematawayang dari kerajaan. Ya benar, putri pinguin. Apa aku masih pantas mendekatinya?
Tapi dia putri yang baik dan bijaksana. Dia tetap berkomunikasi denganku walau dia sudah keluar dari pelatihan keprajuritan. Kami selalu berbalas surat. Ini indah, tapi dia sepertinya menemukan jawaban atas cintanya kepada "pangeran berang berang itu". Si berang berang itu membuatku berang! Apalagi beberapa surat berisikan pembahasan tentangnya. Aku menjawab dengan riang agar dia tetap tersenyum disana. Apa ini? Aku hanya Background atau buku catatan hidup? Atau hanya parasit yang hinggap dipohon cinta mereka. Sanan pun menyemangatiku agar aku tetap berjuang, tapi apa? Alam berkata lain. Aku bingung.
Akal sehatku tak bisa menangkapnya. Aku coba menjauh. Tapi apa? Tak bisa. Lebih mendekat? Lebih sakit menerima kenyataan bahwa mereka sudah saling cinta. Apa? Apa yang harus aku lakukan?
Aku memilih untuk menjauh. Kalian pikir aku tak bisa? Aku bisa.
Belati kesayanganku jawabannya.
YA benar
Saat kalian membaca tulisanku ini mungkin aku sudah tidak lagi bisa kalian sentuh.
Ini cara menjauhku.
Aku benar benar menjauh.
Maafkan aku putri, aku tak bisa menemani candaanmu kembali.
Ya biarkanlah kisah ini seperti ini.
Kau dengan pangeranmu.
Aku dengan belati didadaku.
Bukannya lebih baik luka yang terlihat seperti ini.
Maafkan aku sanan.
Maafkan aku putri.
Maaf